Penyampaian Hasil Surveilans Labkesmas Baturaja: Langkah Awal untuk Tindak Lanjut Program Kesehatan

Sehubungan dengan kegiatan Surveilans di Provinsi Sumatera Selatan dengan judul: 1) Pemanfaatan Lethal Ovitrap dalam Surveilans Vektor, 2) Surveilans Vektor Dengue pada Tempat-Tempat Khusus di wilayah Perlintasan Moda Transportasi, 3) Spot Survei Program Filariasis Mendukung Kebijakan Program Eliminasi Filariasis dan 4) Surveilans Malaria (KLB Desa Sungai Are Kab. OKU Selatan), pada Senin (18/11) Loka Labkesmas Baturaja melaksanakan kegiatan penyampaian rekomendasi hasil atas surveilans tersebut ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Hadir pada kegiatan tersebut Kepala Loka Labkesmas Baturaja Anif Budiyanto, SKM., M.Epid, Kasubbag Adum Aprioza Yenni, S.Sos., MA., Ketua Surveilans Vektor Dengue Lasbudi P. Ambarita, S.Si., M.Sc., Ketua Spot Survei Filariasis Santoso, SKM., M.Sc., Ketua Tim Kerja Program Layanan R Irpan Pahlepi, SKM., M.Si serta Staf Seksi P2PM Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Linda Frida Pasaribu, SKM, MKM.

Susunan acara terdiri dari sambutan dari Kepala Loka Labkesmas Baturaja, sambutan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, presentasi hasil surveilans, sesi diskusi, dan penutupan.

Berdasarkan paparan hasil surveilans yang telah disampaikan dan sesi diskusi yang dilakukan, berikut beberapa rekomendasi dan tindak lanjut yang menjadi perhatian. Untuk kegiatan Spot Survei Program Filariasis Mendukung Kebijakan Program Eliminasi Filariasis, meliputi:

Rekomendasi:

  1. Perlu dilakukan pengobatan selektif terhadap kasus yang ditemukan untuk membunuh mikrofilaria dalam darah penderita untuk mencegah penularan lebih lanjut.
  2. Perlu dipertimbangkan untuk dilakukan pemeriksaan darah jari terhadap keluarga dan penduduk di sekitar penderita positif yang ditemukan di Desa Karya Makmur untuk mencegah penularan lebih lanjut.
  3. Melakukan sosialisasi secara rutin terhadap penduduk di wilayah Kabupaten OKU Timur, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Batumarta VIII tentang filariasis untuk mengurangi risiko penularan filariasis.

Tindak lanjut:

  1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan akan mengirimkan surat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur dan Puskesmas Batumarta VIII untuk:
    1. Melakukan pengambilan sediaan darah jadi (SDJ) secara rutin oleh Puskesmas.
    2. Melakukan pengobatan selektif terhadap kasus yang ditemukan.
    3. Mengevaluasi pelaksanaan PMO (Pengawasan Minum Obat) yang telah dilakukan.
  2. Hasil SDJ yang dikumpulkan oleh Puskesmas akan diperiksa di Instalasi Mikrobiologi dan Biomolekuler Loka Labkesmas Baturaja.

Kemudian, rekomendasi dan tindak lanjut untuk kegiatan Surveilans Vektor Dengue pada Tempat-Tempat Khusus di wilayah Perlintasan Moda Transportasi meliputi:

Rekomendasi:

  1. Jangka pendek:
    • Melakukan pemeriksaan dan eliminasi vektor dengu pada tempat-tempat umum di wilayah perlintasan sebagai bagian dari upaya preventif terutama menjelang musim penularan.
    • Menjalankan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada pemilik atau penanggung jawab TTU tentang faktor risiko penularan dengue dan upaya pencegahannya.
  2. Jangka panjang:
    • Koordinasi dan kerja sama lintas sektor terhadap penanganan habitat vektor dengue khususnya ban bekas

Tindak lanjut:

  1. Menyusun daftar sektor terkait yang perlu dilibatkan.
  2. Memperhatikan solusi jangka pendek terhadap kontainer yang banyak ditemukan sebagai tempat berkembang biak larva nyamuk Aedes, seperti ban bekas, melalui:
    • Penimbunan dan pembakaran ban bekas yang tidak terpakai.
    • Pelaksanaan larvasidasi oleh petugas Puskesmas.

Selanjutnya, rekomendasi yang disampaikan berdasarkan hasil surveilans Pemanfaatan Lethal Ovitrap dalam Surveilans Vektor antara lain:

  1. Menggalakkan gerakan PSN 3M Plus masyarakat agar dilakukan secara berkala (maksimal 1 kali per minggu), mengingat ABJ masih jauh dari angka nasional.
  2. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai cara menguras yang benar, yakni disertai dengan menyikat dan menyabun kontainer, terutama kontainer berbahan plastik yang banyak digunakan masyarakat untuk menampung air.
  3. Angka kontainer indeks mengalami penurunan selama kegiatan pemasangan perangkap telur. Lethal Ovitrap dapat terus digunakan sebagai bagian dari PSN 3M Plus yang bertujuan untuk mengurangi penetrasi telur nyamuk pada tempat penampungan air milik masyarakat.
  4. Modifikasi PSN dengan memelihara ikan pemakan jentik di bak penampungan air bervolume besar yang sulit untuk dikuras/disikat.
  5. Menghidupkan kembali Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik sebagai salah satu cara meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan PSN 3M Plus.
  6. Perlu dilakukan uji resistensi nyamuk dan jentik untuk mendeteksi adanya resistensi pada nyamuk vektor.

Terakhir, penyampaian rekomendasi dan diskusi atas hasil surveilans Surveilans Malaria (KLB Desa Sungai Are Kab. OKU Selatan) yang terdiri atas:

  1. Melakukan pemeriksaan mikroskopis sediaan darah malaria yang merupakan gold standard untuk diagnostik malaria, bagi pasien yang berobat dengan gejala klinis mengarah ke penyakit malaria, sebagai upaya deteksi dini sehingga penularan malaria indigenous bisa dicegah.
  2. Menggunakan kelambu berinsektida dan memasang kawat kassa pada ventilasi rumah sebagai alternatif dalam menghindari kontak dengan nyamuk Anopheles.
  3. Menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang pada saat beraktivitas di luar rumah saat malam hari.
  4. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih waspada akan bahaya malaria bahwa malaria bisa menyebabkan kematian dan dapat mengakibatkan kerugian ekonomi akibat kehilangan waktu produktif bekerja.
  5. Pengamatan secara terus menerus terhadap habitat potensial dengan melakukan pembersihan atau modifikasi lingkungan terhadap habitat potensial bagi Anopheles dengan memberdayakan masyarakat.

Usai sesi presentasi dan diskusi, kegiatan ditutup dengan penyerahan seluruh laporan hasil surveilans secara simbolis dari Loka Labkesmas Baturaja kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Pihak Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan menyambut baik laporan dan rekomendasi yang diberikan serta menyatakan komitmen untuk menindaklanjutinya sesuai hasil diskusi yang telah disepakati.

Kegiatan ini menjadi langkah nyata kolaborasi antara Loka Labkesmas Baturaja dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dalam meningkatkan efektivitas program kesehatan masyarakat, khususnya eliminasi filariasis dan pengendalian vektor dengue di Sumatera Selatan. (df)